Catatan Mimpi

Kembalikan Warnaku

Mari-mari berlari berdansa bernyanyi menghentak senada derap jantung mengalir deras ke langit menghujam tanpa bias kini aku disini semua kembali kedalam kotak pelangi semua warna berkumpul dalam hati.

apakah engkau sahabat entah mengapa hanya sekejap, mengapa begitu manis, mengapa begitu sayang, padahal tidak begitu labil saya dan kamu sebenarnya siapa. acuhkan saja karena aku akan menunggu dirimu untuk selamanya walaupun kau telah pergi ke bulan.

diriku penuh tanya dia saja merah apalagi aku yang biru dan mereka hanya sekumpulan abu-abu walaupun salah satu diantara mereka ada yang putih, berjalan bersama saja aku sudah senang apalagi kita berdansa bisa-bisa semuanya menjadi merah muda, namun semua hanyalah kuning yang tersebar di bumi haruskah aku menjadi hitam.

semuanya begitu melelahkan tuhan tolong kembalikan warnaku seperti semula jadikan aku rendah seperti permintaanmu sebelum aku mengenal mereka. biarkan aku sederhana. biarlah mereka tetap hidup karena mereka adalah bagian dari diriku yang mendambakan kebebasan sesaat.

Menunggu Selamanya

kau dan aku adalah potret. kertas dan kuasnya tersaji didalam kaca magnetik menarik semua insan yang menggagumi keindahan. sudah sejak sedari dahulu kala aku mendambakannya terbingkai rapi di dinding rumah.

aku sangat takut jika suatu saat aku bangun dari mimpi kau telah pergi jauh, sangat takut tak akan melihatmu lagi tersenyum walaupun kau tak melihatku yang sebenarnya berada didepanmu. cara kerja dunia bukanlah seperti ini hidup tidaklah mudah seperti yang kubayangkan.

ditengah keramaian ini aku memelukmu dibawah bintang ini aku berharap satu kata saja. suatu saat kau akan mengingatnya betapa kita begitu gembira tertawa sambil berlari menembus angin dan hujan. namun ekspresi keterkejutanmu itu merubah segalanya, mengikutimu tidak aku selalu pergi kemanapun engkau berada bukan mengikutimu hanya saja rasa percaya itu tak ada.

senyuman saja sudah cukup kata pahlawan tak pantas aku sandang karena kita ditakdirkan tak akan pernah bisa bersatu hanya cinta lewat perasaan, pikiran, kenangan yang akan selalu abadi di hati. seluruh dunia ada dimatamu begitu cerah begitu indah ketika aku menatapmu janganlah menghilang tetaplah bersandar dibahu kananku waktu berjam-jam akan kita ubah menjadi hari. hidup ini serasa tak akan berjalan selamanya.


Kejahatan Sudah di Luar Kendali

cantik kata yang keluar dari pikiranku namun nyata, sangat mudah cantik menjadi jelek, namun sangat mudah juga jelek menjadi cantik apalah bedanya kadang terperangkap dalam sangkar negatif. kupu-kupu malam itu terbang dengan kemaluannya bertempur dengan ganasnya dunia mereka tertawa saya menyaksikan saja sajian teater murahan yang pernah dibuatkan sekuel perdananya.

harus ada suatu rasa yang sering orang katakan kemistri bila aku akan mengabadikanmu jika begitu mudah kau pasti akan menjadi milikku walau tanpa usaha seperti menjentikkan jari tangan. namun engkau berbeda aku harus mengalahkan raksasa setinggi 4 meter dari negeri eropa, membakar para pembunuh bayaran yang keji dari zaman romawi kuno bahkan meracuni para raja-raja mesir hanya untuk memegang tanganmu.

ada yang menjadi manusia namun pura-pura ada juga yang bermain tuhan yang lebih pasti watak iblis lebih dominan, televisi diputarkan musik mengalun riuh rendah dentuman selongsongan mesiu bertebaran seketika semua hening menjadi tenteram sayapun berfikir apakah ini akhirat karena hanya ada taman bunga dan cahaya putih yang lewat.

semuanya ingin terbang dikendalikan udara pergi ke jauhnya tata surya menemui sang surya, cepat cepat dan cepatlah kawan kata diriku kepadanya namun dia terhalang oleh lemahnya gravitasi hati yang selalu membawanya turun kebawah. padahal sudah kukatakan kutukan itu tidaklah ada hanya rekaan mereka yang berhalusinasi tentang keadaan yang diambang kehancuran. sekali lagi ku ber-ucap waspadalah kawan karena kejahatan sudah di luar kendali.