Permulaannya dari sebuah cahaya yang mengisi ruang hati yang kosong membayangi pikiran kecil disisi lain kesedihan dalam kegemerlapan dunia. Cahaya itu seperti Spektrum warna klasik yang terombang-ambing bagai keheningan malam yang semakin kelabu larut dalam kehampaan aroma bening menyeretku ketengah pelangi mimpi diatas segala nirwana khayalan syahdu nan merdu dalam dunia yang serba menyesatkan ini.
Keinginan hati ini makin kuat mengikuti langkah kecil yang terlukis jelas menapak disisi jalan yang kulewati menuju sesuatu yang tak kupahami. Mengapa tak boleh berbicara mengapa selalu mencari terus-menerus, sebaik apapun aku menyampaikannya sebaik apapun aku menjawabnya pada akhirnya hanya akan terpaku diujung batas langit yang biru jernih.
Tak habis terlihat terus berada dalam ruang waktu yang tak pernah berhenti hanya bisa memandang tak sempat bertanya membeku disudut ingatan, ketiadaan ini mulai mengisi mimpi-mimpi kosongku dihari-hari yang membosankan. Tatapan matanya kini mulai membius pikiranku menatapku dengan kegelisahan dia sama sepertiku tertidur di dalam kegelapan malam seorang diri dan memejamkan matanya sambil mendengarkan bisikan bintang-bintang.
Disaat tersadar berselisih jalan merindukan sesuatu yang tidak memiliki bentuk menghilang begitu saja dalam angin menjadi debu-debu yang beterbangan. Aku tak memahami cahaya itu terus bersinar dalam waktu yang terus berdetik selalu kucari dalam tidurku berlari mencarinya di dalam surga mimpi ciptakan takdir bingung dan tersesat diriku tak mampu mengakhiri sesuatu yang menghantuiku ini.
Masih ditengah perjalanan tanpa batas ini, aku diriku pikiranku hatiku seluruh tubuh dan jiwa ragaku mulai merasa lelah dan tertekan namun aku akan terus menanti di dalam hujan ini.
0 komentar:
Posting Komentar