Resonansi

Berputar lagi dalam ruangan dimensi ketiga dia terlihat begitu cantik dengan setelan gaun ungunya berjalan dalam kerumunan nafsu yang membelenggu jiwa tanpa memiliki semuanya begitu dekat ikatan yang bertingkat terjadi hentakan bergetar disekujur tubuh alis matanya mengatakan yang sebaliknya diriku apa adanya tak mungkin engkau rela dunia begitu luas kita dapat bermain dimana saja selagi kita bisa.

Gelombang induksi statis dalam pancaran matamu menembus cermin hati mereka melihat seperti apa hasilnya hanya bisa menunggu tanpa ada sesuatu yang tersampaikan penghancuran titik resonansi diri kita merekonstruksi masa depan yang tak terbayangkan melangkah kembali kepintu jiwa yang hilang dalam bayang semu pikiran.

Selama ada cinta pasti juga ada perang damai hanyalah cerita tua hanyalah basa basi saja menguasai sampai mati tak akan pernah habis karena itulah sifat alami yang selalu terpatri membuka lembar baru berpayung bersama berpegangan tangan dalam tarikan nafasku ini yang ada hanyalah panggilan namamu.

Sebenarnya kita saling memerlukan namun terkadang kita saling menjatuhkan untuk hal yang kadang tidak rasional dan logis berpikir secara instant kehidupan kita adalah paralel cermin yang saling memotret tiap bagian penting dalam perjalanan jiwa ini.

0 komentar:

Posting Komentar