Efek Rumah Kaca

Tubuhmu Membiru… Tragis
Lagu pembuka, bercerita tentang orang yang selalu berada ”di ketinggian” dan mendengar suara-suara menghasut. Halusinatif.

Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa
Lagu cinta yang gusar dengan gitar berdistorsi. Tentang tarik menarik pemaksaan kehendak; ”kau belah dadaku/ mengganti isinya/ hisap pikiranku/ memori terhapus…”

Mosi Tidak Percaya
Orang-orang yang kita pilih dan percaya untuk menyuarakan kepentingan kita, ternyata bagai tercebur ke dalam kolam racun. Geram sejak lirik-lirik pertama; ”Ini masalah kuasa/ Alibimu berharga/ Kalau kami tak percaya/ Lantas kau mau apa?”, lalu mengajak sing- a long bertubi-tubi ”Ini mosi tidak percaya/ Kami tak mau lagi diperdaya”. Lagu yang langsung. Gemuk aroma punk rock.

Lagu Kesepian
”Ku tak melihat kau membawa terang yang kau janjikan…” Lagu cinta, tentang janji tak digenapi. Dominasi nuansa akustik.

Hujan Jangan Marah
Lagu tertua di album ini, diciptakan tahun 1999 ketika banjir terjadi di Jakarta. Lagu ini adalah doa, agar alam tidak lekas marah. Harapannya, hujan turun sesuai siklusnya. Sayang, manusia merusak itu. Komposisi musik sangat terpengaruh oleh gaya ”pop progresif Indonesia” yang sempat popular di era 70-an.

Kenakalan Remaja di Era Informatika
Video phone sex semakin merajalela, saatnya bersikap dewasa terhadap teknologi. Single pertama album ini.

Menjadi Indonesia
Kapankah Indonesia bangun dari tidur? Nuansa patriotis, judul lagu terinspirasi dari judul yang sama pada buku karangan Parakitri T. Simbolon.

Kamar Gelap
Kenyataan, fotografi, dan sisi gelap-terangnya.

Jangan Bakar Buku
”Karena setiap lembarnya mengalir berjuta cahaya…” Negara ini punya sejarah yang panjang tentang pembakaran buku. Menurut kami, buku untuk dibaca, bukan dibakar, apa pun alasannya. Turut serta Ade Firza Paloh dari SORE pada vokal dan Iman Fattah (LAIN, Zeke And The Popo) pada gitar.

Banyak Asap di Sana
Tentang pemerataaan sumber daya/ekonomi yang seringkali menyebabkan para pemuda pemudi lari ke kota dan menggantungkan cita-citanya di sana. Hanya nama itu berulang di kepala: ”kota…kota…kota..”.

Laki-laki Pemalu
Ungkapan cinta tak sempat terucap. Diiringi alunan waltz malu-malu. Ramondo Gascaro dari SORE bermain keyboard. Ade Firza Paloh menyudahi lagu dengan vokal latar yang tenang.

Balerina
Hidup bagai balerina, adalah keseimbangan. Petikan gitar jangly menari-nari, menjadi penutup album ini.

komiKemos

Hanya Lewat

Terkejut aku tidak bisa berbincang seperti itu aku tidak bisa berbicara seperti mereka derap langkah kakiku hanya sampai selangkah saja ada saatnya aku menjadi dia dan ada waktunya aku menjadi aku tak bisa kau prediksi semuanya hanyalah sesuatu yang tak pasti bosan saja tinggalkanlah sekarang karena tak selamanya bergembira setiap penglihatan hanya jalan raya yang terbentang kesana-kemari tanpa tujuan lihat kiri-kanan berderu melaju.

imajinasi ini terkadang mati suri dapat maju namun pada saat tertentu juga terkadang berubah mundur namun mimpi ini akan terus melaju kedepan tanpa sedikitpun berhenti ditengah jalan.

Resonansi

Berputar lagi dalam ruangan dimensi ketiga dia terlihat begitu cantik dengan setelan gaun ungunya berjalan dalam kerumunan nafsu yang membelenggu jiwa tanpa memiliki semuanya begitu dekat ikatan yang bertingkat terjadi hentakan bergetar disekujur tubuh alis matanya mengatakan yang sebaliknya diriku apa adanya tak mungkin engkau rela dunia begitu luas kita dapat bermain dimana saja selagi kita bisa.

Gelombang induksi statis dalam pancaran matamu menembus cermin hati mereka melihat seperti apa hasilnya hanya bisa menunggu tanpa ada sesuatu yang tersampaikan penghancuran titik resonansi diri kita merekonstruksi masa depan yang tak terbayangkan melangkah kembali kepintu jiwa yang hilang dalam bayang semu pikiran.

Selama ada cinta pasti juga ada perang damai hanyalah cerita tua hanyalah basa basi saja menguasai sampai mati tak akan pernah habis karena itulah sifat alami yang selalu terpatri membuka lembar baru berpayung bersama berpegangan tangan dalam tarikan nafasku ini yang ada hanyalah panggilan namamu.

Sebenarnya kita saling memerlukan namun terkadang kita saling menjatuhkan untuk hal yang kadang tidak rasional dan logis berpikir secara instant kehidupan kita adalah paralel cermin yang saling memotret tiap bagian penting dalam perjalanan jiwa ini.

Seorang Asing

Menatap padang rumput yang sangat luas dipayungi air hujan yang membasahi bumi berteriak sekencang-kencangnya diantara suara halilintar yang mendera akhirnya berlari sambil membawa batu ditangan kanan dan melemparnya ke langit sudut pandang itu mulai bergerak menjauh begitu eksotis diantara dua batu karang yang menjulang dikiri dan kanan.

Kau hanya seorang asing yang terlambat bergembira tawa canda mengelilingi mereka hanya bisa menatap keceriangan yang didamba pergipun mereka tak akan sadar karena kau hanya seorang jarum ditumpukan jerami yang terperangkap dalam halusinasi fakta opini kadang meringkuk sambil memegang jari-jemari sambil menatap hitam kearah yang berlawanan.

Hari ini sangat menyenangkan berjalan mennyusuri danau diseberang dan tiba-tiba menikmati musik jalanan yang begitu melankolia akhirnya menemukan orang yang yang tepat untuk bercerita sangat melegakkan saat kau menemukannya saat kau sesat dan sesak dalam pikiran aku berharap suatu hari nanti dapat menemukannya juga ingin menjadi orang lain hanya dalam satu hari saja menjadi pribadi yang berbeda dan menjalani hidup yang berbeda untuk merasakan seperti apa.

Sambil mengetuk berjalan keluar rumah tiba-tiba pembicaraan itu mulai menyesakkan dada keluar begitu saja tanpa peringatan sebelumnya mulut itu sungguh indah mematung dan akhirnya pergi membelakangi semua cerita aku hanya bisa menangis menulis kembali dalam kabut selalu terngiang suara yang mengikutiku sejak itu kau hanyalah seorang asing yang selalu sendiri kau hanya menatap tak bisa berucap selalu dan selalu begitu.

Namun tidak jadi masalah karena sepasang dewapun bisa jatuh dari langit jika itu adalah sederhana semuanya begitu mudah kesana-kemari tanpa beban aku sangat bebas dan mencintai dan menyayangi teruslah begini karena hari ini adalah esok.

Putih Abu-Abu

Pagi menjelang berhembus tajam berlari dengan kecepatan sangat kencang bertemu ceria dikotak pikiran masuk ke suatu istilah yang sangat dalam tepi dinding bawah meja bawah kursi corat-coret coletah ria apalagi yang tak ada semua kesenangan itu sangat nyata pojok tertawa perhatian didepan sangat berbeda cinta pun bergelora sedih pahit senang susah tawa gembira masuk dalam ingatannya.

Tak terlupakan ingin mengulang kembali ke zaman waktu sedang berkembang, sangat lincah sangat ekpresif defresif hipersif pokoknya sif metamorfosa kita semua terjadi semuanya begitu indah tiap saat waktu berjalan semuanya begitu indah tulisan-tulisan aneh dalam kertas usang kini berdebu membekas dalam tinta hitam saat berjaya bersama berlari meraih mimpi tanpa terkecuali.

kita masih muda hanya bisa menuntut tanpa memberi perubahan ingatlah kawan tak akan jadi apabila belum melihat tak akan jadi apabila tidak mencoba semuanya perlu proses suatu saat akan sukses berontaklah pada apa yang benar jangan diam terbata yang terbaik itulah yang kau kejar cita-cita jangan sampai lepas dari genggaman selalu kunci erat dengan nafas hidup.

ingin kembali bisa mengenang masih bisa dengan ingatan walaupun tidak realistis namun tetap terlihat nyata masih bisa tertawa bersama bercerita dongeng lama giliran mereka yang muda anak cucu kita berikan mereka cerita kebanggan kita semua.

Damai

Pergi Kembali Menatap cakrawala biru mengenang masa jaya kita kembali kesini tempat asalmu bermula bebas bagai raja berjalan beralaskan pasir keatas gunung batu kerikil menatap ke seberang lautan tempat kita berteriak berlarian tak terlupakan memori kita selalu tersimpan kepalan tangan ke angkasa menyapu semua ombak angin berhembus keseluruh jiwa bangkitkan emosi juang yang berkobar bagai bara.

Kali ini akan kubersihkan gambar diri yang kotor bercak merah kusapu di air bersih namun begitu menyayat jiwa kini kau bertaburan di langit terang bintang bersama orang-orang yang tersayang tiap malam aku akan menatap dengan senyuman masih ingat kata-kata itu jangan menyerah kawan.

Aku baik-baik saja hanya perlu berkeliling dan berpikir bahwa semuanya baik-baik saja jika saja kesempatan itu melihatmu mungkin kita akan bersama namun semua terpisah tidak menjamah bergelut dengan musuh yang tidak diharapkan akan berakhir memilukan terdengar sayup suara kau mengajakku bermain menendang air angin menerpa wajahku yang basah oleh air begitu lembut sendu mengiris pipi ini selamat jalan kawan damailah kau disana.

Senin hari yang membosankan

Seonggok kehidupan mulai bersinar di SMU mulia harapan seperti biasa senin hari yang paling tidak diinginkan oleh sebagian umat manusia dibelahan bumi bagian manapun, hal ini juga dirasakan sebagian murid-murid khusunya murid yang satu ini.

Kelas 2.b disini merupakan kelas yang dihuni ketua mading saat ini yongki dengan asistennya yang super-duper cerewet aci. Pagi itu sehabis pelajaran pertama si ketua mading dipanggil ke kantor.

“yong… yongki dipanggil pak kepsek tuh katanya disuruh menghadap segera kekantor sekarang juga.”

Roi teman sekelas yongki dengan terburu-buru menyampaikan amanat pak kepsek itu kepada yongki.

“ada apaan roi perasaan aku tadi ga telat datengnya kok?”

Gugup menyelimuti wajah yongki terang aja pak kepsek terkenal kejam dan tak pandang buluh apabila murid-muridnya berbuata tidak sesuai peraturan yang berlaku, hal ini membuat yongki takut ¼ mati.

“gak tau deh pokoknya lu datengin aja daripada….. hiiii lu tau sendiri pak kepsek tuh orangnya gimana apalagi kalo ngelawan bisa-bisa… ah udah pokoknya lu samperin aja deh.”

Dengan tergesa-gesa yongki berlari menuju ruang kepsek sesampainya disana keraguan untuk masuk melanda beberapa kali tangan yongki ingin mengetuk pintu keramat itu namun tidak bisa semacam ada daya tolakan yang terjadi antara dua kutub yang saling berlawanan… waah kacau malah jadi pelajaran fisika ya udah langsung saja.

“tok… tok…”

Sambil mengetuk pintu yongki mengatur nafasnya yang terengah-engah tidak beraturan.

“yaa… silahkan masuk.”

Terdengar suara pak kepsek dari dalam ruangan, sambil memegang kenop pintu yongki bersiap membuka pintu gerbang menuju masa depan yang tak terbatas.

“permisi pak saya yongki dari kelas 2.b sekaligus ketua klub ekstrakurikuler mading pak.”

Terlihat suasana sunyi yang terasa di ruangan tersebut, dibalik kursi hitam yang menutupi perawakan dari pak subroto tiba-tiba berputar dan tiba-tiba pula terjadi percakapan yang sangat serius anata pak kepsek dan ketua mading.

“APPAAAA!!!”

Tiba-tiba terdengar gelegar suara keras dari mulut yongki saking terkejutnya mendengar kalimat pak kepsek tentang klub madingnya. Namun apakah isi percakapan yang mereka lakukan tadi mari kita kembali ke 5 menit sebelumnya…

5menit sebelumnya……… (past present)

“begini yongki apa kau tahu kenapa kamu bapak panggil keruangan ini?”
dengan nada datar sambil menatap tajam kearah mata yongki, pak kepsek mengatakan hal yang tak dikira yongki didalam hidupnya.

“tidak pak, memangnya ada masalah apa pak saya dipanggil kesini?”

“begini sebenarnya saya berpikiran untuk menutup klub mading agar ruangan tersebut dapat digunakan oleh klub fisika untuk ruangan lab persiapan untuk menghadapi kejuaraan olimpiade fisika semester nanti.

Kembali kewaktu semula (present time)

“APPAAA… kenapa pak padahal kan klub kami sedang merekrut anggota baru dan juga persiapan untuk kejuaraan mading antar SMU?”

Bentak yongki yang tak habis pikir kemana pikiran si tua Bangka ini.

“menurut hasil pengamatan dan laporan yang saya terima selama ini klub mading tidak memberikan kontribusi yang berarti terhadap sekolah ini, pernah saya temukan mading sekolah kita malah kosong dan berita-berita yang ditampilkan malah ada berita dari seminggu yang lalu gimana kamu ini sebagai ketua mengelola kegiatan mading sampai bisa seperti itu menurut penilain saya itu kacau dan sudah menyalahi peraturan. Kau tahukan apabila ada yang menyalahi peraturan maka dia akan mendapat sanksi.