Tenggelam Bernafas

Terbangun dalam keadaan yang tak jauh berbeda dari sebelumnya namun berada dalam fase kesepian yang sangat gelap, biarkan diri ini menghilang dalam sunyi tak ada lagi cahaya yang mampu menyinari. Malaikat kecil itupun telah pergi tak ada lagi sang penyelamat yang menginjeksi hati dan pikiran ini menuju surga kebahagiaan abadi, hanya sepi hari-hariku ini berjalan hanya sepi.

Kembali menuju horizon cakrawala yang menenangkan pikiran hanya duduk menatap jauh kearah sinar matahari merah setengah tenggelam yang menyejukkan jiwa namun hanya sekejap perasaan itu akan hilang seiring hentakan waktu yang merupakan musuh paling hebat yang tak akan bisa kita takklukkan.

Hanya bisa duduk meringkuk tertegun tanpa kata menyaksikan sekumpulan manusia yang berbeda-beda. Pencarian ini tak akan berakhir aku masih menunggumu pelangi hingga hujan bintang yang berikutnya. Menulis catatan usang tanpa variabel kata yang manis, indah, dan puitis. Hanya ada kesedihan yang mendalam dalam hati penciptaan ketidakmampuan pikiran untuk beradaptasi hanya aku dan kamu, kamu adalah aku dan kamu adalah aku.

Maafkan mengecewakan karena inilah yang terjadi tak bisa terelakkan takdir hukum alam yang tak bisa dirubah dengan tenang. Bisikan ketiadaan ini makin kuat terngiang bergetar diseluruh jiwa terdengar hingga sudut mati di hamparan kehidupan, melompat membentang menghantam angin yang beradu denganku membelai sendu nafasku membawa ke ketenangan yang dalam.

Menghempas tenggelam bernafas dalam buaian syahdu nan lembut pangkuanmu. Tak bisa kubayangkan bagaimana keindahan ini menyelimuti tubuh lemahku berdiri tanpa isyarat yang pekat. Menghilang dalam gelap dan sunyi selalu terulang melihat diriku berdiri didepan cermin perilaku manusia yang tiada beretika lagi, aku terjebak diantara kepingan memori yang tak terlupakan.

Aku selalu sendiri namun kumohon temukanlah diriku yang hilang ini aku ingin kembali pulang ini bukan tempatku aku ingin pulang. Berteriak sekeras dan sekencang-kencangnya, berlari sejauh-jauhnya tetap kembali ketempat ini melihat pemandangan yang menakjubkan inilah duniaku cipataanku kreasi imajinasiku semuanya hidup dalam lamunan.

Masih belum menemukan jalan yang tepat berada dipersimpangan ragu tersesat apakah semuanya terlihat dengan jelas ternyata tidak masih ada yang janggal kutukan itu masih duduk menatap bengis kearahku aku ketakutan sangat ketakutan, berlari aku terbang menjauhinya tak ada pertolongan.

0 komentar:

Posting Komentar